Salah satu perguruan tinggi di Nias adalah Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Gunungsitoli yang sudah sekian tahun berdiri dan telah menjadi primadona bagi masysarakat Nias. Walaupun statusnya yang masih belum terakreditas namun tidak menjadi penghalang kepada masyarakat untuk melanjutkan studinya, dibuktikan dengan mahasiswa yang mendaftar setiap tahunnya melebihi dari yang sudah ditargetkan.
Setiap orang tua melanjutkan studi kepada anaknya dengan tujuan agar anaknya dapat hidup selayaknya seorang manusia. Pada umumnya, mahasiswa IKIP Gunungsitoli didominasi oleh mahasiswa yang berasal dari pelosok-pelosok pedesaan yang ekonominya sangat sederhana. Harapan masyarakat kepada setiap mahasiswa dapat membawa sebuah perubahan positif ketika pulang kedesa bukan hanya sekedar menyandang gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) saja.
“Masa Muda Merupakan Masa yang tidak Pernah Terulang dalam Hidup”, Ungkapan ini seringkali membuat para mahasiawa terlena, bahkan membuat mereka lupa akan tugas dan tanggungjawab yang telah dilimpahkan kepadanya, sering kali mereka lupa akan tujuannya untuk kuliah. Hal ini dibuktikan dengan fakta-fakta yang telah terjadi akhir-akhir ini. Setiapkali tak jarang kita dengar disana sini mahasiswa membuat kekacauan, ditangkap polisi karena main judi, menjadi bahan cerita karena pacaran yang tidak ada batas-batasnya, tertangkap basah di kost, bahkan lebih kejamnya lagi sepertinya telah menjadi rutinitas setiap tahunnya ada yang hamil diluar nikah sehingga mau tidak mau kuliah mereka tertunda. Itulah realita yang telah terjadi selama ini di tengah-tengah perjuangan mahasiswa.
Mahasiswa sebagai kaum intelektual harusnya mampu memposisikan diri sebagai pembawa terang ditengah-tengah masyarakat, bukan sebaliknya. Kamitmen yang kuat serta semangat juang yang tinggi haruslah begejolak disetiap denyut nadi dan aliran darah setiap mahasiswa. Karena baik buruknya kehidupan di masa mendatang berada di setiap genggaman kita.
Tanda tanya besar yang harus kita renungkan bersama: Mampukah kita mewujudkan harapan setiap orang tua kita ...? Mampukah kita membawa perubahan ditengah-tengah masyarakat ...?
Mampukah kita buktikan eksistensi kita sebagai mahasiswa . . . ?
Itulah pertanyaan yang tidak perlu dijawab dengan kata-kata tetapi dijawab dari setiap tindakan.
(Penulis Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika IKIP Gunungsitoli, Anggota Bidang Informasi , Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa HMP Pend Matematika 2010-2011, Wakil Komisaris Bidang Litbang Komisariat FPMIPA IKIP Gunungsitoli)